"INSYA ALLAH" ATAU "INSHA ALLAH"
Tahun lalu Muslim di Indonesia diramaikan dengan broadcast mengenai salahnya penulisan lafazh Insya Allah.
Banyak sekali yang bingung bagaimana cara penulisan "Insya Allah" dengan benar. Bermula dari picture seorang Syaikh dalam bahasa Inggris yang menyatakan bahwa penulisan yang benar adalah “In Shaa Allah/In Syaa Allah”, bukan “Insha Allah/Insya Allah” karena “Insha Allah/Insya Allah” berarti “Create Allah”. Apakah itu benar? Benar sekali.
Beliau merujuk kepada penulisan dalam bahasa Arab yang WAJIB ditulis terpisah antara huruf nun dan syin nya. ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪ Arti harfiahnya sebagai berikut:
ﺇِﻥْ (in/jika)
ﺷَﺎﺀَ (syaa-a/menghendaki)
ﺍﻟﻠﻪ (Allahu/Allah)
.
Jika Allah menghendaki. Sedangkan kata ﺇِﻧْﺸَﺎﺀ ( dengan nun & syin menyambung) berarti: membuat. Lalu apakah yang menulis dengan “Insha Allah” atau “Insya Allah” lantas berdosa? Saya yakini tidak karena ia sama sekali tidak berniat mengatakan “create Allah ."
Penulisan tersebut juga sudah sangat umum dalam masyarakat kita dan tidak ada seorangpun yang memahami maknanya sebagai “create Allah” kan?
Satu hal yang sangat perlu kita perhatikan di sini. Bahasa pengantar Syaikh tsb adalah bahasa Inggris. Ini terkait dengan transliterasi bahasa Arab ke bahasa-bahasa lain yg memiliki beberapa perbedaan.
Dua huruf “sh” dalam literasi bahasa Indonesia digunakan untuk huruf shad ( ﺹ ), bukan syin (ﺵ ). Jadi kesimpulannya,
1. Pic/info yang beredar tersebut adalah benar, bukan hoax, dan merupakan ijtihad Syekh tersebut yang patut kita hargai.
2. Penulisan “InsyaAllah” dalam literasi selain Arab sah-sah saja ditulis dalam beberapa susunan, selama penulisan tersebut sudah umum dan sang penulis meniatkan makna “Jika Allah menghendaki”, bukan makna lain.
3. WAJIB memisahkan huruf nun dan syin jika dituliskan dalam huruf Arab : ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ (hayoo dicek autotext BBM-nya masing-masing.
4. Hal-hal semacam ini sebaiknya tidak usah jadi perdebatan apalagi permusuhan. Mengutip perkataan
seorang ulama:
"Jauhi perdebatan yang tidak menghasilkan amal nyata"
Jadi daripada sia-sia, sangat baik jika kita menjadikan kata ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ sebagai bentuk tawakkal kita terhadap apa yang sudah kita rencanakan (Al-Kahfi: 23-24).
Bukan sebagai perdebatan
Komentar
Posting Komentar