SULITNYA MENJAGA PANDANGAN MATA
Yang sulit adalah menjaga pandangan, ketika mata melihat keindahan yang bukan haknya maka hati memainkan peranan sebagai orang yang jatuh cinta.
Disaat hati tak mampu bangkit dari jatuhnya maka pikiran (nafsu) akan menemaninya dari matahari menerangi pagi hingga gelap menyelimuti malam. Selalu terus menyebut namanya.
Pantaslah Rasulullah menyuruh kita menundukan pandangan pada lawan jenis, jatuh cinta itu sakit sedang membangun cinta adalah jawaban agar kita tidak terjerumus ke jalan yang salah.
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."
(Qs. An- Nuur : 30)
Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman lagi,
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) Nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya.”
(QS. An- Nuur : 31)
Islam, ketika memerintahkan kita untuk menahan pandangan, maka sesungguhnya dia itu menjaga jiwa manusia. Barang siapa yang menggunakan penglihatannya untuk memandang semua yang ada di sekelilingnya, maka hatinya akan merasa lelah. Barang siapa yang banyak pandangannya, maka banyak pula waktu-waktunya yang telah hilang dan kelelahannya pun akan semakin berkepanjangan.
Seorang pemuda di anggap kuat apabila dia mampu melawan nafsu syahwat dan koelemahannya, meningkat dan berkembang serta melayang di angkasa keutamaan. Selain itu juga dapat merealisasikan kejantanan dan mengokohkan keberaniannya.
Dengan demikian dia akan merasakan kelezatan yang agung di dalam sanubarinya, kelezatan kemenangan atas hawa nafsu dan kelezatan kemenangan atas kelemahan serta kelezatan keberhasilan dalam memaksa nafsu syahwat yang memperbudak orang lain.
Karena apabila orang itu sudah diperbudak oleh hawa nafsu maka mereka akan bersujud di bawah tekanannya yang gila dan dasyat sebagai hasil kelemahan semangat mereka. Kelezatan ini adalah kelezatan yang diungkapkan di dalam hadits Qudsi tentang manisnya iman. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam hadits Qudsi,
"Penglihatan adalah bagaikan anak panah beracun yang dilepaskan dari busur panah Iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepadaku, maka aku akan memberikan suatu ketenangan yang kemanisannya itu dapatia rasakan di dalam hatinya."
(HR. Ahmad dan Ath-Thabari)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendidik shahabat-shahabatnya dengan pendidikan yang luhur. Beliau shallallahu alaihi ws sallam bersabda,
“Hai 'Ali, jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan yang lainnya. Kamu hanya boleh pada pandangan yang pertama, adapun yang berikutnya tidak boleh."
(HR. Abu Dawud)
*
Dan ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya oleh Jabir bin Abdillah tentang pandangan yang datang secara tiba-tiba, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Palingkanlah pandanganmu itu."
(HR. Muslim)
*
Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ada tiga orang yang api neraka tidak akan melihat kepada mata mereka; mata yang memelihara dijalan Allah, mata yang menangis kareana takut kepada Allah dan mata yang menahan dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah.
(HR. Ath-Thabarani)
*
"Hindarilah oleh kalian duduk-duduk di jalan. Para shahabat bertanya, Ya Rasulullah, kami tidak memiliki tempat lain untuk bercakap-cakap. Maka Rasulullah menjawab, Apabila kalian enggan untuk meninggalkannya, maka berikanlah hak jalan. Mereka bertanya lagi, apa hak jalan itu wahai Rasulullah? Kemudian Rasulullah menjawab, Menahan pandangan, menahan gangguan, menjawab salam, menganjurkan kebaikan dan mencegah yang munkar.
(Mutafaq Alaih)
Komentar
Posting Komentar